Pukah
Dentingan jarum jam menemani malam temaram yang terasa
hening.
Guruh gundala melanda jiwa, merasuk seiring nada yang
terdengar.
Kaca yang menghiasi kamar diiringi pantulan sinar berkamuflase
menjadi seonggoh sosok manusia tanpa detak.
Menjelma lalu kemudian menemani rintihan sendu suatu objek.
Sayup-sayup terdengar langkah kaki gontai berpijak dengan
alas yang basah.
Seketika runtuh, pertahanan seorang wanita perkara benih
yang ia tanamkan, rusak terinjak oleh kenyataan pahit.
Pasir yang terlepas dari genggaman jatuh menyusuri tanah,
meyakinkan hati akan garis takdir yang dipaksa tuk percaya.
Bertahan dengan sisa-sisa ketegaran jiwa, memaksanya menutup rapat jeritan dari relung dalam.
Hingga terombang-ambing akan setitik cercah harapan cahaya semu di ujung malam.
Uwow
BalasHapus